ASKEP KEHAMILAN LEWAT WAKTU ( POSTDATE )



LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN LEWAT WAKTU ( POSTDATE )

A.    Konsep Dasar
1.      Definisi
Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengan tinggi fundus uteri serial ( Kapita Selekta Kedokteran Jilid I edisi III.2008)
Kehamilan lewat waktu atau post date adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut Naegele dengan siklus rata – rata 28 hari  ( Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.2008)
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi 42 minggu belum terjadi persalinan (Bagus Gde Manuaba.2008)
Kehamilan Post Matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu dihitung berdasarkan rumus Naegle dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Rustam Mochtar. Sinopsis Obstetri. 1998).


2.      Etiologi
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab terjadinya kehamilan post term belum jelas. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut:
a.       Pengaruh Progesteron
b.      Teori Oksitosin
c.       Teori Kortisol/ ACTH janin
d.      Saraf Uterus
e.       Heriditer
 (Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo,2008)
f.       Kurangnya air ketuban
g.       Insufisiensi plasenta.
( Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi III, 2008)

3.      Patofisiologi
Fungsi plasenta mencapai puncaknya ada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3 kali. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran  CO2/O2 akibat tidak timbul his sehingga pemasakan nutrisi  dan O2 menurun menuju janin di samping adanya spasme  arteri spiralis menyebabkan janin resiko asfiksia  sampai kematian dalam rahim. Makin menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan pertumbuhan janin makin lambat dan penurunan berat disebut dismatur, sebagian janin bertambah besar sehingga memerlukan tindakan operasi persalinan, terjadi perubahan metabolisme janin, jumlah air ketuban berkurang dan makin kental menyebabkan perubahan abnormal jantung janin, (Wiknjosastro, H. 2009, Manuaba, G.B.I, 2011 & Mochtar R, 2009).



4.      Manifestasi Klinis
a.       Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali per 30 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10 kali per 30 menit.
b.      Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
1)      Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2)      Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) di kulit.
3)      Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.

5.      Pemeriksaan Penunjang
a.       USG untuk menilai usia kehamilan, oligihidraminon, derajat maturitas plasenta.
b.      KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin
c.       Penilaian warna ait ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa tekanantes tanpa tekanandinilai apakah reaktif atau tidak dengan tes tekanan oksitosin
d.      Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20 %
( Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid I )

6.      Penatalaksanaan
a.       Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya.
b.      Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
c.       Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
d.      Bila riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim, terdapat hipertensi, pre-eklampsia, kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas, pada kehamilan > 40-42 minggu. Maka ibu dirawat di rumah sakit
e.       Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada :
1)      Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
2)      Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat janin, atau
3)      Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklampsia, hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I)

B.     Konsep Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Anmnesis :
·         Kaji siklus haid dan hpht.
·         Adanya distensi abdomen.
·         Denyut jantung janin tidak terdengar dengan jelas.
·         Kaji berat badan ibu dan lingkar perut.
·         Jumlah air ketuban.
·         Ibu cemas.
b.      Obyektif.
·         Kemampuan ibu untuk melahirkan.
·         Pada pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi
·         Dilatasi serviks kurang dari 1,2cm/jam.
·         Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multiple, janin besar.
·          
2.      Diagnosa Keperawatan
1)      Resiko tinggi cedera pada janin b.d distress janin
2)      Ansietas b.d ancaman pada status kesehatan
3)      Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif
4)      Resiko tinggi infeksi b.d jalan lahir kontak terlalu lama dengan ekstrauteri.


3.      Intervensi Keperawatan
Dx. 1
Resiko tinggi cedera pada janin b.d distress janin
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klien mampu mempertahankan kehamilan sampai janin benar-benar viable untuk hidup
kriteria hasil: Tidak ada cedera yang terjadi pada pasien.
Intervensi :
1.      Kaji tanda-tanda vital
2.      Auskultasi dan laporkan irama jantung janin, perhatikan kekuatan , regularitas, dan frekuensi.
3.      Kaji kondisi ibu dan adanya kontraksi uterus atau tanda-tanda lain dari ancaman kelahiran
4.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yang tepat.

Dx. 2
Ansietas b.d ancaman pada status kesehatan
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klien tidak cemas
Kriteria hasil :
·         Cemas berkurang
·         Tidak menunjukan perilaku agresif
Intervensi :
1.      Kaji keadaan umum klien.
2.      Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya
3.      Berikan informasi tentang penyakit klien.
4.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yang tepat









DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar