MYOMA GEBURT
A. Konsep DasarMyoma
Geburt
1.
Defenisi
Myoma uteri
adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim (miometrium) atau jaringan ikat
yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim.(Lina Mardiana, 2007)
Myoma uteri
adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga
dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma atau fibroid. (Arif
Mansjoer, 1999, hal 387)
Myoma uteri
merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya sehingga dapat
dalam bentuk padat. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998, hal 409)
Berdasarkan
letaknya mioma uteri dibagi atas:
a.
Mioma sub mukosum
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam
kavum uteri.Mioma uteri dapat tumbuh bertangkai menjadi polip,
kemudian dilahirkan melalui serviks (mioma geburt)
b.
Mioma intiamural
Berada diantara serabut miometrium.
c.
Mioma subserosum
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
ke permukaan uterus dan diliputi serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh diantara
kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter. Mioma subserosum
dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain setelah lepas dari uterus,
misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian bebas disebut wondering /
parasitic fibroid.(Sarwono, 2005)
2.
Etiologi
Penyebab mioma
uteri yang pasti sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti. Beberapa
peneliti menyatakan bahwa mioma uteri tumbuh dari sel neoplastik tunggal
(monoklonal) yang mengalami mutasi gen dari sel-sel normal, sel-sel
imatur miometrium atau dari sel embrional dinding pembuluh darah uterus.
Sedangkan
dugaan lain menyatakan bahwa estrogen mempunyai peranan penting tetapi dengan
teori ini sukar diterangkan mengapa pada seseorang wanita estrogen dapat
menyebabkan mioma, sedangkan pada wanita yang lain tidak. Juga pada beberapa
wanita dengan mioma uteri dapat terjadi ovulasi, yang menghasilkan progesteron
yang sifatnya anti – estrogen.
Untuk mencegah
timbulnya myoma pada organ reproduksi sebaiknya dihindari makanan yang
diawetkan, makanan setengah matang, KB suntik dan pil KB, serta melakukan cek
kesehatan secara teratur dan berkala.
Pada myoma uteri terjadi perubahan sekunder.
Perubahan sekunder pada myoma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat
degenerasi. Hal ini dikarenakan berkurangnya pemberian darah pada sarang myoma.
Perubahan sekunder yaitu:
a.
Atrofi
Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan myoma
uteri menjadi kecil.
b.
Degenerasi hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita
berusia lanjut, tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat
meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil.
c.
Degenerasi kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana
sebagian dari myoma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak
teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan
bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak
tumor ini sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
d.
Degenerasi membatu (calcireous degeneration)
Ini terjadi pada wanita berusia lanjut, karena adanya
gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam
kapur pada sarang myoma maka myoma menjadi keras dan memberikan bayangan pada
foto rontgen.
e.
Degenerasi merah (carneous degeneration)
Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan
nifas. Diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan
vaskularisasi. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda
diserai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan
nyeri pada perabaan.
f.
Degenerasi lemak
Jarang terjadi merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
(Sarwono, 2005)
3.
Manifestasi Klinis
Gejala klinik mioma uteri adalah:
a.
Perdarahan tidak normal
1)
Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi
2)
Meluasnya permukaan endometrium dalam proses
menstruasi
3)
Gangguan kontraksi otot rahim
Perdarahan berkepanjanganAkibat perdarahan penderita
dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah dan mudah
terjadi infeksi.
b.
Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat
terjadi:
1)
Terasa berat di abdomen bagian bawah
2)
Sukar miksi atau defekasi
3)
Terasa nyeri karena tertekannya urat syaraf
c.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan dengan disertai mioma
uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi:
1)
Kehamilan dapat mengalami keguguran
2)
Persalinan prematurus
3)
Gangguan saat proses persalinan
4)
Tertutupnya saluran indung telur
menimbulkan infertilitas
5)
Kala ke tiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan
perdarahan
(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998, hal 410
– 411)
4.
Komplikasi
a.
Nekrosis dan infeksi
Pada mioma sub mukosum yang terjadi polip, ujungnya
kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dialirkan ke vagina.Dalam hal ini
kemungkinan terjadi nekrosis dan infeksi sekunder, penderita mengeluh tentang
pendarahan yang bersifat menoragia atau metrogania dan leukea.
b.
Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi,
timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis dengan demikian
terjadilah sindroma abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan gangguan
akut tidak terjadi, hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana
terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritonium.
c.
Pertumbuhan leioma sarkoma
Ialah tumor yang tumbuh dari miometrium, kecurigaan
terhadap sarkoma dan mioma uteri timbul bila suatu mioma uteri yang selama
beberapa tahun tidak membesar tiba-tiba menjadi besar, apabila hal itu terjadi
setelah menopause.
5.
Evaluasi Diagnostik
a.
Ultrasonografi
Untuk menentukan jenis
tumor, lokasi myoma, ketebalan endometrium.
b.
Foto BNO / IVP
Untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai
fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
c.
Tes kehamilan
d.
Darah lengkap dan urine lengkap
e.
Histerografi dan histeroscopi
Untuk menilai pasien myoma sub mukosa disertai
infertilitas.
(Chrisdiono, 2004)
6.
Penatalaksanaan
a.
Pengobatan konservatif / medikasi
Terapi mioma
uteri pada umumnya terbagi atas terapi ekspetatif Medikamen Tosa (GnRH analog,
preparat progesterone, anti progestin), tindakan bedah (miemektomi /
histerektomi), embolisasi arteri uteri dan beberapa alternative.
Terapi obat
tidak mempunyai peranan yang penting dalam penanganan leimioma, akan tetapi
agons GnRH (Gonadotropin – rekasing – hormone) bisa dipakai untuk mengurangi
estrogen yang beredar dalam darah dan bisa membuat tumor mengecil. Agonis GnRH
bisa mengurangi besarnya tumor sekitar 90%, tetapi efeknya hanya sementara.
Tumor ini bisa mengecil setelah menopause. Biasanya GnRH diberikan untuk
memperkecil tumor yang besar dan menghindari perdarahan waktu pembedahan.(Mari
Baraden, dkk, 2007)
b.
Pengobatan kolaboratif
1)
Observasi
Bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus
kehamilan 12 minggu tanpa disertai penyulit lain.
2)
Ekstirpasi
Biasanya untuk myoma submukosa bertangkai atau myoma
lahir / geburt umumnya dianjurkan dengan tindakan dilatasi dan kuretase.
3)
Laparatomi . momektomi
Bila fungsi reproduksi masih diperlukan.
4)
Histerektomi
Bila fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi,
pertumbuhan tumor sangat cepat sebagai tindakan hemostasis.
(Crisdiono, 2004)
B. Konsep DasarKuretase
1.
Defenisi
Kuretaseadalahcaramembersihkanhasilkonsepsimemakaialatkuretase
(sendokkerokan).Kuretaseadalahserangkaian proses pelepasanjaringan yang
melekatpadadindingkavum uteri denganmelakukaninvasidanmemanipulasi instrument
(sendokkuret) kedalamkavum uteri. Sebelummelakukankuretase,
penolongharusmelakukanpemeriksaandalamuntukmenentukanletak uterus,
keadaanserviksdanbesarnyauterus.Gunanyauntukmencegahterjadinyabahayakecelakaanmisalnyaperforasi.
Kuretadalahtindakanmedisuntukmengeluarkanjaringandaridalamrahim.Jaringanitusendiribisaberupa
tumor, selaputrahim, ataujanin yang dinyatakantidakberkembangmaupunsudahmeninggal.Denganalasanmedis,
tidakadacara lain jaringansemacamituharusdikeluarkan. ( Dr. H. TaufikJamaan,
Sp.OG )
2.
TujuanKuretase
a.
Sebagaiterapipadakasus-kasusabortus.
Intinya, kuretditempuholehdokteruntukmembersihkanrahimdandindingrahimdaribenda-bendaataujaringan
yang tidakdiharapkan.
b.
Penegakan diagnosis.
Semisalmencaritahugangguan yang terdapatpadarahim, apakahsejenis tumor
ataugangguan lain. Meskitujuannyaberbeda, tindakan yang
dilakukanpadadasarnyasamasaja. Begitujugapersiapan yang harusdilakukanpasiensebelummenjalanikuret.
3.
IndikasiKuretase :
a.
Abortus incomplete(keguguransaatusiakehamilan< 20 mg dengandidapatkansisa-sisakehamilan,
biasanyamasihtersisaadanyaplasenta).
b.
Blighted ova(janintidakditemukan, yang berkembanghanyaplasenta).
c.
Dead conseptus(janinmatipadausiakehamilan< 20 mg).
d.
Abortus MOLA(tidakditemukannyajanin, yang tumbuhhanyaplasentadengangambaran
bergelembung2 sepertibuahanggur, yang disebut HAMIL ANGGUR).
e.
Menometroraghia(perdarahan yang banyakdanmemanjangdiantarasiklushaid ).
Tindakankuretasedilakukandisampinguntukmenghentikanperdarahanjugadapatdigunakanuntukmencaripenyebabnya,
olehkarenaganguan hormonal atauadanya tumor rahim( myoma uteri ) ataukeganasan
( Kanker endometrium ) setelahhasilkuretasediperiksasecaramikroskopik ( PatologiAnatomijaringan
endometrium ).
4.
PersiapanSebelumKuretase
a.
Konselingpratindakan :
1)
Memberi informed consent
2)
Menjelaskanpadakliententangpenyakit
yang diderita
3)
Menerangkankepadapasiententangtindakankuretase
yang akandilakukan:garisbesarprosedurtindakan, tujuandanmanfaattindakan
4)
Memeriksakeadaanumumpasien,
bilamemungkinkanpasiendipuasakan.
b.
Pemeriksaansebelumcurettage
1)
USG (ultrasonografi)
2)
MengukurtensidanHbdarah
3)
Memeriksasistimpernafasan
4)
Mengatasiperdarahan
5)
Memastikanpasiendalamkondisisehatdan
fit
c.
Persiapantindakan
1)
Menyiapkanpasien
2)
PersiapanPsikologis
d.
Persiapanpetugas
1)
mencucitangandengansabun
antiseptic
2)
memakaiperlengkapan :
bajuoperasi, masker danhandscoensteril
3)
Perawatinstrumenmemastikankembalikelengkapanalat-alat
yang akandigunakandalamtindakankuret
4)
Alatdisusun di atasmeja mayo
sesuaidenganurutan
e.
Persiapanalatdanobat :
1)
Alattenun, terdiridari :
a)
bajuoperasi
b)
laken
c)
doekkecil
d)
sarungmeja mayo
2)
Alat-alatkuretasehendaknyatelahtersediaalambakalatdalamkeadaan
aseptic :
·
Speculum duabuah
(Spekullumcocorbebek (1) dan SIMS/L (2) ukuran S/M/L) speculum 2 Buah.
·
Sonde (penduga) uterus:
ü untukmengukurkedalamanRahim
ü untukmengetahuilebarnyalubang vagina
·
CunammuzeusatauCunamporsio
·
Bermacam –
macamukuransendokkerokan (kuret 1 SET)
·
Cunam tampon (1 buah)
·
Pinsetdanklem
·
Kainsteril,
dansarungtanganduapasang.
·
Menyiapkanalatkuret AVM
·
Ranjangginekologidenganpenopang
kaki
·
Mejadorong / meja instrument
·
Wadahinstrumenkhusus (
untukprosedur AVM )
·
AVM Kit (tabung, adaptor,
dankanula)
·
Tenakulum (1 buah)
·
Klem ovum/fenster (2 buah)
·
Mangkoklogam
·
Dilagator/ busihegar (1 set)
·
Lampusorot
·
Kainatasbokongdanpenutupperutbawah
·
Larutan anti septik
(klorheksidin, povidoniodin, lkohol)
·
Tensimeterdanstetoskop
·
Sarungtangan DTT dan alas kaki
·
Set infus
·
Abocatt
·
Cairaninfus
·
Wings
·
KateterKaret 1 buah
·
Spuit 3 cc dan 5 cc
5.
Obat-obatan :
a.
Analgetik ( petidin 1-2 mg/Kg
BB
a.
Ketamin HCL 0.5 ml/ Kg BB
b.
Tramadol 1-2 mg/ BB
c.
Sedativa ( diazepam 10 mg)
d.
Atropine sulfas 0.25- 0.50
mg/ml
e.
Oksigendan regulator
6.
PerawatanSetelahKuretase
Hal-hal yang perlujugadilakukan:
a.
Setelahpasiensudahdirapihkan,
makaperawatmengobservasikeadaanpasiendanterusmemastikanapakahpasiensudahbernapasspontanataubelum
b.
Setelahitupasiendipindahkanke
recovery room
c.
Melakukanobservasikeadaanumumpasienhinggakesadaranpulih
d.
Pasiendiberikanoksigen 2
liter/menitmelalui nasal
kanuledantetapobservasikeadaanpasiensampaidipindahkankeruanganperawatan.
e.
Konselingpascatindakan
f.
Melakukandekontaminasialatdanbahanbekasoperasi
7.
DampakSetelahKuretase
a.
Perdarahan
b.
Cerukan
di Dinding Rahim
c.
GangguanHaid
d.
Infeksi
e.
Kanker
8.
EfekSamping Dari
TindakanKuretasi
a.
Rahim
berlubang
b.
Infeksi
c.
SindromAsherman
d.
Keluarvlek
e.
Mualdanpusing
f.
Nyeri
C. Asuhan Keperawatan Pada Post Curretage
1.
Pengkajian
a.
Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa,
pekerjaan, agam, alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record,
diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda
vital.
b.
Data Riwayat Kesehatan
1)
Riwayat kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan
atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien
operasi.
2)
Riwayat Kesehatan Dahulu
Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi
penyakit sekarang, Maksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama (Plasenta
previa).
3)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah
keluarga pasien ada juga mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.
c.
Pemeriksaan fisik
Di
kertas,........................!!
2.
Diagnosa
keperawatan
a.
Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan
b.
Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
penurunan sirkulasi
c.
Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan
kerusakan jaringan intrauteri
d.
Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan,
kondisi vulva lembab
e.
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
3. Rencana Tindakan
a. Nyeri
berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri
Tujuan : Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan nyeri ibu berkurang
Kriteria
hasil : skala nyeri 0-1, ibu
mengatakan nyerinya berkurang sampai hilang, tidak merasa nyeri saat mobilisasi,
tanda vital dalam batas normal, S = 37°C, N = 80 x/menit , TD = 120/80 mmHG, RR
= 18 – 20 x/menit
Intervensi
:
1) Kaji
ulang skala nyeri
R/ mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat
R/ mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat
2) Anjurkan
ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
R/ untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
R/ untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
3) Motivasi
: untuk mobilisasi sesuai indikasi
R/ mempercepat involusi dan mengurangi nyeri secara bertahap.
R/ mempercepat involusi dan mengurangi nyeri secara bertahap.
4) Anjurkan
klien untuk istirahat
R/ mengurangi rasa nyeri
R/ mengurangi rasa nyeri
5) Delegasi
pemberian analgetik
R/ melonggarkan system saraf perifer sehingga rasa nyeri berkurang
R/ melonggarkan system saraf perifer sehingga rasa nyeri berkurang
b.
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Tujuan :Setelah
diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien tidak cemas
Kriteria
hasil : Tidak terjadi
kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
Intervensi :
1)
Kaji tingkat pengetahuan / persepsi klien dan keluarga
terhadap penyakit
R/ Ketidaktahuan dapat menjadi dasar timbulnya rasa cemas
R/ Ketidaktahuan dapat menjadi dasar timbulnya rasa cemas
2)
Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
R/ Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kasadalan diri klien
R/ Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kasadalan diri klien
3)
Beri dorongan kepada kliean untuk mengungkapkan
perasaannya
R/ membantu meningkatkan kenyamanan klien
R/ membantu meningkatkan kenyamanan klien
4)
Beri kenyamanan fisik dan keamanan lingkungan pada
klien
R/ memberi kenyamanan klien
R/ memberi kenyamanan klien
5)
Terangkan hal-hal seputar kuretase yang perlu diketahui
oleh klien dan keluarga
R/ Konseling bagi klien sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support sisterm keluarga untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga
R/ Konseling bagi klien sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support sisterm keluarga untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga
Patofisiologi
Rangsangan hormonEstrogen
secara terus-menerus
↓
|
Faktor keturunan
↓
|
Faktor resikonuli para
↓
|
↓
Sel-sel otot uterus yang
belum matang
↓
Sel-sel otot mengalami
pertumbuhan yang cepat
↓
Sel-sel otot polos uteri
diliputi pseudokapsul
↓
MIOMA UTERI
↓
Penatalaksanaan
KURETASE
↓
↓
Proses
pebedahan
↓
Kurang
pengetahuan
↓
|
↓
Terputusnya
kontinuitas jaringan
↓
Kerusakan
jaringan intrauteri
↓
Nyeri
|
Perdarahan
|
DAFTAR PUSTAKA
Achdiat, Chrisdiono M, Obstetri Dan Ginekologi,
Cetakan I, EGC, Jakarta, 2004.
Doenges, E. Marilynn, Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1999.
Manuaba, Dasar-Dasar Tehnik
Operasi Ginekologi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 2004.
Mardiana, Lina, Kanker Pada
Wanita, Cetakan 4, Penebar Swadaya, Jakarta, 2007.
Prawirohardjo, Sarwono, Ilmu Kandungan,
Edisi 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002.
0 komentar:
Posting Komentar